Lumba-lumba tempur Crimea sekarang akan melayani Armada Laut Hitam Rusia. Mereka akan membantu penyelam dalam mencari kapal yang tenggelam dan peralatan bawah air yang hilang, kata kepala angkatan laut Rusia.
Kazachya Bukhta sebuah fasilitas penelitian yang lokasinya tidak jauh dari Sevastopol, membahas lumba-lumba mulut botol untuk penggunaan militer. Lumba-lumba merupakan anggota militer paling terkenal sejak tahun 1965 di Ukraina.
Angkatan Laut Uni Soviet pernah menggunakan mamalia laut untuk patroli wilayah, penyelamatan, atau bahkan mencari tambang bawah air. Beberapa dari mereka bahkan mampu untuk mencari dan menghancurkan kapal selam musuh dengan menggunakan metode kamikaze (bunuh diri).
Namun, lumba-lumba kali ini digunakan untuk tujuan yang tidak agresif. Tujuan lumba-lumba militer ini dilatih untuk pencarian di bawah air untuk peralatan militer yang hilang bukan untuk penyerangan.
Lumba-lumba militer Crimea milik Ukraina jatuh ke tangan Russia pada Maret 2014 ketika setelah masuknya Krimea ke Rusia. Mereka mulai beroperasi di bawah bendera Rusia.
Mereka sekarang menjadi sangat berguna bagi Angkatan Laut Rusia, tetapi untuk tugas-tugas yang damai, ujar Kapten Yury Plyachenko, kepala pasukan kontra-sabotase dari Armada Laut Hitam 1988-1992.
Pertama, lumba-lumba dapat memeriksa pipa bawah laut termasuk jaringan pipa gas dan sistem kabel. Lumba-lumba juga dapat membantu Kementerian Situasi Darurat Rusia untuk mengambil benda-benda yang hilang di bawah air.
Lumba-lumba akan membantu angkatan laut Rusia, karena mereka dapat mencari torpedo hilang dan bangkai kapal di daerah pelatihan, katanya.
"Ada beberapa daerah yang sulit, atau bahkan tidak mungkin, untuk ditempuh penyelam. tapi dengan lumba-lumba terlatih semua itu dapat diatasi, "kata Plyachenko.
"Waktu penyelam bawah air terbatas, tetapi tidak untuk lumba-lumba," tambahnya.
Mamalia laut yang digunakan hanya untuk keperluan militer seperti patroli perairan terbuka atau memasang pelampung untuk item yang menarik militer, seperti tambang di dasar laut atau bahkan memerangi penyelam scuba musuh.
Namun, menurut Plyachenko lumba-lumba tidak bisa lagi digunakan untuk melaksanakan tugas tersebut.
"Dunia telah berubah. Tidak perlu untuk menetapkan lumba-lumba dengan tugas-tugas tempur seperti itu tidak efektif lagi, "kata kepala pasukan kontra-sabotase.
"Menggunakan lumba-lumba untuk alasan militer tidak manusiawi, hal itu akan membahayakan ekologi dunia," tambahnya.
Sementara itu, pelatihan penjaga-lumba juga akan melibatkan biaya tinggi, kata Plyachenko. Itulah mengapa Angkatan Laut Rusia tidak akan menggunakan lumba-lumba berpatroli.
"Tidak ada gambar tertentu dari teroris saat ini. Hari ini ia memiliki satu wajah, besok lain. Dan lumba-lumba hanya melihat apa yang dia diajarkan, "kata Plyachenko, selain itu ia juga menambahkan bahwa lumba-lumba hanya menggunakan karakteristik perilaku dan frekuensi, yang ternyata tidak efektif.
Cuplikan kantor berita Ruptly menunjukkan bagaimana lumba-lumba dilatih memakai peralatan khusus. Para pelatih memberikan perintah lumba-lumba menggunakan bahasa tubuh dan mamalia laut pergi bekerja. Lumba-lumba mendeteksi obyek dan kemudian mengeluarkan sinyal dengan bantuan peralatan khusus yang melekat padanya. Seorang penyelam kemudian turun ke tempat yang terdeteksi dan mengambil objek.
Kebetulan, gamer dunia mungkin mengenali lumba-lumba dari populer real time strategy game Command & Conquer: Red Alert 3.
