Cerita Dongeng Rakyat Cerita Anak - Putri Tendampalok
http://christian-xp.blogspot.com/2014/07/cerita-dongeng-rakyat-cerita-anak-putri.html
Suatu hari, Putri Tendampalok jatuh sakit. Sekujur tubuhnya mengeluarkan cairan kental yang berbau anyir dan sangat menjijikkan. Para tabib istana mengatakan Putri Tendampalok terserang penyakit menular yang berbahaya. Datu Luwu pun memutuskan untuk mengasingkan anaknya agar rakyat-rakyatnya tidak tertular. Lalu ia pergi dengan perahu bersama beberapa pengawal setianya. Sebelum pergi, Datu Luwu memberikan sebuah keris pada Putri Tendampalok, sebagai tanda bahwa ia tidak pernah melupakan apalagi membuang anaknya. Cerita dongeng Anak
Setelah berbulan-bulan berlayar tanpa tujuan, akhirnya mereka menemukan sebuah pulau. Pulau itu berhawa sejuk dengan pepohonan yang tumbuh dengan subur. Seorang pengawal menemukan buah Wajao saat pertama kali menginjakkan kakinya di tempat itu. “Pulau ini kuberi nama Pulau Wajo,” kata Putri Tendampalok. Sejak saat itu, Putri Tendampalok dan pengikutnya memulai kehidupan baru.
Pada suatu hari Putri Tendampalok duduk di tepi danau. Tiba-tiba seekor kerbau putih menghampiri dan menjilatinya. Setelah berkali-kali dijilati, luka berair di tubuh Putri Tendampalok hilang tanpa bekas. “Sejak saat ini kuminta kalian jangan menyembelih atau memakan kerbau bule, karena hewan ini telah membuatku sembuh,” kata Putri Tendampalok pada para pengawalnya. Permintaan Putri Tendampalok itu langsung dipenuhi oleh semua orang di Pulau Wajo hingga sekarang.
Di suatu malam, Putri Tendampalok bermimpi didatangi oleh seorang pemuda yang tampan. Dan Putri Tendampalok merasa mimpi itu merupakan tanda baik baginya. Sementara, nun jauh di Bono, saat Putra Mahkota KePenguasaan Bono sedang asyik-asyik berburu, ia terpisah dari rombongan Anre Guru Pakanyareng dan tersesat di hutan. Akan tetapi tidak jauh dari hutan itu, ia dipertemukan dengan Putri Tendampalok.
Setelah beberapa hari tinggal di desa itu, Putra Mahkota kembali ke negerinya. Mengetahui apa yang dialami dan dirasakan anaknya dari Anre Guru Pakanyareng, Penguasa Bono pun setuju dan segera mengirim utusan untuk meminang Putri Tendampalok. Dongeng Buat Anak
Ketika utusan Penguasa Bono tiba di Pulau Wajo, Putri Tendampalok hanya memberikan keris pusaka KePenguasaan Luwu yang diberikan ayahandanya ketika ia diasingkan. Putri Tendampalok mengatakan bila keris itu diterima dengan baik oleh Datu Luwu berarti pinangan diterima.
Putra Mahkota pun segera berangkat ke KePenguasaan Luwu sendirian dan penuh semangat. Setelah sampai di KePenguasaan Luwu, Putra Mahkota menceritakan pertemuannya dengan Putri Tendampalok dan menyerahkan keris pusaka itu pada Datu Luwu. Datu Luwu dan permaisuri sangat gembira mendengar berita baik tersebut. Maka ia pun menerima keris pusaka itu dengan tulus.
Tanpa menunggu lama, Datu Luwu dan permaisuri datang mengunjungi pulau Wajo untuk bertemu dengan anaknya. Pertemuan Datu Luwu dan anak tunggal kesayangannya sangat mengharukan.
Akhirnya Putri Tendampalok menikah dengan Putra Mahkota Bono dan dilangsungkan di Pulau Wajo. Beberapa tahun kemudian, Putra Mahkota naik tahta. Beliau menjadi Penguasa yang arif dan bijaksana.